Apakah AI yang Menentukan Hidupmu?

Saya tumbuh di antara mural grafiti neon dan musik ibu—ritme yang berdenyut seperti sirkuit hidup di dunia yang tak pernah bertanya izin. Ayah mengajarkan saya bahwa sistem tak peduli jika Anda nyata; mereka hanya mengoptimalkan apa yang sudah dikodekan ke dalam tulang Anda.

Kami menyebutnya ‘Starlight Key’—metafora saat algoritma menentukan langkah berikutnya. Di studio game, mereka melacak RTP seperti detak jantung: 96% tingkat kemenangan, tapi tak pernah tunjukkan biaya keheningan Anda. Kilau dibuat. Panggung dirancang.

Saya pernah menyaksikan seorang remaja bergulir lewat feednya—bukan mengejar ketenaran—tapi menelusuri bagaimana algoritma dengan tenang menghapus ceritanya karena ia tak cocok dengan cetakan. Avatarnya dioptimalkan untuk nilai seseorang lain.

Ini bukan soal mendapatkan medali atau mengejar peringkat. Ini tentang siapa yang menentukan kebahagiaan saat kode menjadi arsitek identitas.

‘Star Crown Glory’ bukanlah tropi—itu cermin. Dan setiap kali Anda klik ‘play’, lapisan pilihan Anda menghilang.

Saya tidak membuat alat untuk gamifikasi. Saya menciptakan ruang bagi yang sunyi—the yang bertanya apakah mimpinya masih berarti bila tak ada yang menyaksikan.

Jadi katakanlah: Kapan terakhir kali Anda memilih diri sendiri—and bukan algoritma?